top of page

Banking & Business Update

Bank Garansi : The Most Underrated Trade Finance Instrument

No. 01-08/BBU/2021

Bank Garansi merupakan produk perbankan yang paling umum dan sering digunakan oleh pelaku bisnis. Banyak sekali jenis transaksi bisnis, perdagangan ataupun dikarenakan adanya peraturan pemerintah atau undang-undang yang mempersyaratkan penerbitan Bank Garansi. Namun berdasarkan pengamatan penulis justru produk ini yang paling sering luput dari perhatian atau prioritas pelaku perbankan di Indonesia.

 

Apabila dibandingkan dengan produk trade finance lainnya, seperti pembiayaan atas transaksi letter of credit ataupun supply chain finance bisa dibilang produk Bank Garansi bukan merupakan produk primadona. Namun dapat terlewatkan fakta bahwa Bank Garansi mempunyai potensi revenue (non-funded income) yang cukup atau bahkan paling besar dibandingkan dengan produk lainnya.

 

Hal tersebut selaras apabila kita melakukan perhitungan potensi revenue menggunakan data Statistik Perbankan Indonesia tahun 2020 dimana total nilai Bank Garansi yang outstanding pada satu waktu mencapai IDR 338 triliun. Apabila kita menggunakan asumsi komisi penerbitan Bank Garansi sebesar 0.5% p.a. (dimana pada umumnya tarif standar adalah sebesar 1-2% p.a.) maka didapat estimated business value (EBV) dari keseluruhan penerbitan Bank Garansi sebesar IDR 1.69 triliun.

​

Empat alasan utama kenapa penulis menyatakan bahwa Bank Garansi adalah salah produk trade finance yang ‘underrated’ dikarenakan ditemuinya fakta-fakta sebagai berikut:

  1. Masih banyak bank di Indonesia yang masih memfokuskan target key performance indicator (KPI) pada outstanding kredit atau baki debet. Hal ini berbeda dengan bank asing yang lebih fokus pada target revenue. Tentu hal ini membuat team business unit untuk lebih fokus mencari calon debitur atau mendorong penarikan fasilitas kredit modal kerja atau investasi.

  2. Tidak banyak bank yang melakukan ‘revamping’ terhadap manual product Bank Garansi atau bahkan melangkah lebih jauh dengan melakukan ‘business process reengineering’ pada transaksi penerbitan, pengecekan keabsahan & klaim atas Bank Garansi.

Bank Garansi yang diterbitkan (dalam milliar rupiah)

market share bank garansi 2016 2019 2020

Sumber data : Statistik Perbankan Indonesia untuk Bank Umum & Laporan Keuangan masing-masing Bank

3. Pada beberapa bank swasta nasional dan BUMN, Bank Garansi tidak termasuk dalam pengelolaan dibawah team product. Pada bank-bank tersebut Bank Garansi dikelola oleh credit operation/administration, dimana pada umumnya team tersebut memang tidak didedikasikan untuk pengembangan produk.

​

4. Sedangkan pada sisi regulasi, peraturan mengenai Bank Garansi sendiri sudah tidak pernah lagi diupdate sejak Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 23/88/KEP/DIR Tanggal 18 Maret 1992. Sebagai perbandingan di negara lain ada otoritas jasa keuangan atau bank sentralnya yang mempersyaratkan penerbitan bank garansi menggunakan Uniform Rules for Demand Guarantee, ICC Publication No.758 ditambah dengan adanya format standar bank garansi yang tidak dapat diubah dan wajib digunakan di negara tersebut.

Apabila kita lihat data market share penerbitan Bank Garansi pada 31 Desember 2020, Bank Mandiri memiliki market share terbesar, yaitu 32.1%. Bank Mandiri secara konsisten selalu memiliki market share terbesar dan ditambah dengan pertumbuhan market share yang positif dari tahun ke tahun. Hal ini didukung dengan fakta bahwa Bank Mandiri telah melakukan business process reengineering pada beberapa tahun silam, mulai melakukan kerja sama dengan pihak asuransi, melakukan revamping pada manual product ataupun inisiatif lainnya.

 

Berdasarkan tabel pertumbuhan market share Bank Garansi dari 2016 ke 2020 ditemukan fakta bahwa dari 16 bank yang dianalisa hanya ada lima bank yang mengalami pertumbuhan positif yaitu Mandiri, BRI, BCA, Danamon dan Permata. Pada rentang lima tahun tersebut BRI tercatat memiliki pertumbuhan paling signifikan, yaitu sebesar 97.7%. Pertumbuhan tersebut merupakan hasil dari transformasi bisnis di BRI dimana telah dilakukan perubahan dari proses bisnis sampai dengan aplikasi yang diguanakan untuk Bank Garansi.

 

Seperti kita sudah ketahui Bank Garansi diterbitkan untuk menjamin berbagai macam jenis transaksi. Mulai dari menjamin pelaksanaan tender, pembayaran atas barang dan/atau jasa, pengiriman barang, pembangunan, masa retensi & pemeliharaan suatu proyek, penangguhan pembayaran bea masuk dan masih banyak lainnya. Bank dapat mengolah data-data terkait dengan Bank Garansi dan dikombinasikan dengan ‘big data’ lainnya seperti pembayaran, penarikan fasilitas kredit dan penerbitan LC/SKBDN untuk kemudian membangun trade ecosystem dan mengembangkan bisnis.

Statistik Perbankan Indonesia untuk Bank umum dan laporan Keuangan maisng-masing Bank

Pada penerbitan Bank Garansi untuk menjamin penawaran (tender), kita dapat mengetahui adanya proyek baru yang sedang dijajaki oleh nasabah. Kita dapat melihat siapa nama counterpartnya, proyek apa yang ditawarkan dan berapa nilainya. Begitu juga dengan penerbitan bank garansi untuk menjamin jual-beli barang. Kita dapat melihat siapa buyer atau seller dari nasabah kita. Data-data pada transaksi Bank Garansi dapat dimanfaatkan sebagai ‘business intelligence’ atau ‘market checking’ sehingga dapat meminimalir resiko fraud pada saat pemberian fasilitas kredit.

 

Saat kondisi perekonomian yang tidak stabil karena pandemi global dan ditambah dengan persaingan industri perbankan yang semakin ketat, pengembangan trade ecosystem merupakan salah satu kunci untuk pertumbuhan bisnis bank yang aman dan berkesinambungan dan tentu saja Bank Garansi merupakan salah satu komponen ‘key enabler’ yang utama.​

About the Writer

Taufik Ardi

Taufik Ardi is the founder of Alta Perfecto Training & Consulting. He has extensive 15+ years of handson experience from various type of banks (local, state-owned and foreign bank) all of them are in trade finance business. He gained technical, leadership & strategic capabilities as trade product & business development manager. Within the last 8+ years of his career he worked with HSBC in different market region South East Asia (Indonesia) & Middle East (Qatar).

 

He is very well versed in trade finance, supply chain finance & receivables financing (structured trade solution), commodity trade finance, standby LC & guarantees, export & import forfaiting, FI trade loan, trade risk participation and distribution topics.

 

His multiple experiences in revamping or launching a new products, establishing cooperation with insurance companies, reengineering business & operational process and leading new initiatives and projects to grow the bank's business in a safe and sustainable way will bring rich, comprehensive & applicable/practical knowledge for participants of Alta Perfecto trainings.

  • LinkedIn
  • Instagram
Taufik Ardi
bottom of page